Penulis: Amas Maulana, S.H..
Dalam era modern yang serba cepat ini, semangat jiwa modern berbudaya menjadi fondasi penting dalam membangun identitas pribadi dan kolektif. Modernitas sering kali diartikan sebagai perubahan menuju kemajuan teknologi, pola pikir yang rasional, dan gaya hidup yang efisien. Namun, semangat modern tidak seharusnya mengorbankan nilai-nilai budaya yang telah menjadi warisan berharga dari generasi ke generasi.
Jiwa modern berbudaya adalah perpaduan harmonis antara adaptasi terhadap perkembangan zaman dengan tetap memelihara nilai-nilai luhur dari tradisi. Hal ini mencakup penghargaan terhadap seni, bahasa, adat, dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Dalam menjalani kehidupan modern, semangat ini mendorong individu untuk tetap bangga terhadap akar budaya mereka sambil terbuka terhadap inovasi global.
Sebagai contoh, teknologi dapat digunakan untuk melestarikan budaya. Banyak anak muda kini memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan seni tradisional, tarian daerah, hingga kuliner khas kepada dunia. Dengan demikian, modernitas bukan lagi ancaman bagi budaya, melainkan peluang untuk memperkenalkannya kepada khalayak yang lebih luas. Ini menunjukkan bahwa budaya tidak harus statis, melainkan dapat berkembang tanpa kehilangan esensi aslinya.
Jiwa modern berbudaya juga menanamkan sikap toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman. Dalam masyarakat global yang semakin terhubung, kemampuan untuk memahami dan menghargai budaya lain menjadi sangat penting. Hal ini memperkuat semangat persatuan tanpa menghilangkan keunikan identitas masing-masing individu.
Selain itu, dalam semangat jiwa modern berbudaya, etika dan moralitas tetap menjadi panduan. Modernitas yang tidak berlandaskan nilai-nilai ini hanya akan menghasilkan kehidupan yang hampa dan materialistis. Oleh karena itu, pengembangan diri dalam konteks modern harus seimbang dengan penguatan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual.
Semangat jiwa modern berbudaya pada akhirnya adalah tentang keseimbangan. Kita perlu menguasai teknologi, berpikir kritis, dan menjadi produktif, tetapi juga tidak boleh melupakan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional yang telah membentuk siapa kita. Dengan semangat ini, kita dapat menjadi pribadi yang tangguh di tengah perubahan zaman, sekaligus menjadi penjaga warisan budaya yang berharga. Inilah cara kita menciptakan masa depan yang berakar pada kebijaksanaan masa lalu.